Kita biasanya mengantarkan orang tua kita, atau saudara kita pergi ke Tanah Suci untuk ber HAJI ke Bandara. Tentunya mereka berangkat dengan pesawat terbang menuju Bandara Jeddah atau Bandara Madinah, untuk selanjutnya mengendarai mobil atau bus untuk mencapai kota suci Mekkah Al Munawarah. Tetapi saudara saudara kita yang hebat ini mencapai kota Mekkah dengan cara yang luar biasa. Simaklah:

Berjalan Kaki:

  • Mochammad Khamim Setiawan: Pada tahun 2017, ia menghebohkan media sosial dengan perjalanan haji daratnya dari Pekalongan, Jawa Tengah. Ia berangkat pada 28 Agustus 2016 dan perjalanannya menjadi cerita inspiratif tentang tekad dan keyakinan.

Naik Sepeda:

  • Ari Yami: Pemuda asal Majalengka, Jawa Barat, ini memulai perjalanan bersepeda dari Indonesia menuju Mekah untuk menunaikan umrah. Pada Maret 2024, ia sudah berada di Thailand dalam perjalanan menuju India sebagai langkah awal ke Tanah Suci.
  • Abdul Rahman Yuni Siswanto: Pada tahun 2024, ia mencatatkan perjalanan sepeda dari Lampung menuju Mekah, menempuh 12.853 kilometer dalam waktu 7 bulan 3 hari.

Kisah-kisah ini menunjukkan bagaimana beberapa individu Indonesia memilih cara yang unik dan penuh tantangan untuk menunaikan ibadah haji atau umrah, membuktikan bahwa tekad dan iman dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan hal-hal luar biasa.

Kisah Mochammad Khamim Setiawan

Mochammad Khamim Setiawan adalah seorang pemuda asal Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia, yang menjadi perbincangan luas karena perjalanannya berhaji dengan berjalan kaki. Ia adalah lulusan Fakultas Ekonomi dari Universitas Negeri Semarang (UNNES), dan pada usia 28 tahun, ia memutuskan untuk menunaikan ibadah haji dengan cara yang sangat tradisional dan penuh tantangan.

  • Berangkat: Khamim memulai perjalanannya dari kampung halamannya di Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, pada tanggal 28 Agustus 2016.
  • Rute: Ia melewati berbagai negara dengan berjalan kaki, menyeberangi wilayah-wilayah yang tidak hanya berbeda secara geografis tapi juga budaya dan agama. Perjalanan ini melibatkan istirahat di masjid, menumpang di rumah warga, atau bahkan bermalam di hutan.
  • Kesulitan: Selama perjalanan, Khamim menghadapi banyak tantangan, termasuk cuaca ekstrem, kelelahan fisik, dan dua kali jatuh sakit saat berada di Malaysia dan India. Namun, ia tidak menggunakan suplemen khusus, hanya mengandalkan campuran air dan madu untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
  • Toleransi dan Solidaritas: Perjalanan ini juga menunjukkan bagaimana Khamim mendapatkan bantuan dari orang-orang dengan berbagai latar belakang agama, termasuk disambut di kuil Buddha di Thailand dan mendapatkan makanan dari warga desa di Myanmar. Ini menjadi bukti dari toleransi dan solidaritas lintas agama.

Pencapaian:

  • Tiba di Mekkah: Pada tanggal 19 Mei 2017, Khamim tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dan pada 27 Juli 2017, ia akhirnya sampai di Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Ia berhasil menempuh perjalanan sekitar 9.000 kilometer dalam hampir setahun.
  • Dokumentasi: Khamim mendokumentasikan perjalanannya melalui media sosial, terutama di platform seperti YouTube dan Facebook, yang membuat kisahnya menjadi viral dan mendapat perhatian internasional.

Kisah Khamim menjadi inspirasi bagi banyak orang tentang tekad, keteguhan iman, dan pentingnya toleransi. Ia juga membuktikan bahwa dengan tekad kuat, seseorang bisa menunaikan kewajiban haji dengan cara yang sangat tradisional. Perjalanan Khamim mendapat pengakuan dari berbagai pihak, termasuk dari media di luar negeri dan dari pemerintah Indonesia, yang menilai perjalanannya sebagai perjalanan haji yang legal dengan semua dokumen perjalanan, paspor, dan visa yang diurus dengan baik.

Kisah Mochammad Khamim Setiawan tidak hanya tentang perjalanan fisik ke Tanah Suci tetapi juga tentang perjalanan spiritual, ujian keimanan, dan demonstrasi dari kekuatan fisik dan mental yang luar biasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *